Kekeringan Vagina dan Dampaknya Pada Bercinta

 

Mungkin banyak dari kita yang bertanya, apa sih sebenarnya kekeringan vagina berikut dengan sebabnya? Pada umumnya, kekeringan vagina terjadi pada saat sel-sel jaringan vagina tidak mendapatkan cukup cairan, yang mengakibatkan penipisan dan hilangnya elastisas sel pada dinding vagina. Seringkali, para wanita yang mengalami kekeringan vagina merasa malu untuk mengutarakan apa yang mereka rasakan, baik itu pada pasangan, teman, ataupun pada tenaga medis. Padahal, kenyamanan dalam berhubungan dengan pasangan adalah salah satu faktor penting dalam menjalin hubungan yang sehat dan bahagia.
dyspareunia 1 dari 10 wanita

 

FAKTOR PENYEBAB KERINGNYA VAGINA

Kurangnya cairan pada vagina dapat disebabkan beberapa faktor, yang salah satunya dapat diakibatkan oleh penurunan level estrogen. Hal ini biasanya dialami oleh wanita menopause, ibu menyusui, dan pasien yang sedang menjalani pengobatan, seperti salah satunya pasien kanker. Selain itu, obat-obat tertentu juga dapat menyebablan kering vagina seperti beberapa kontrasepsi, obat tidur atau penenang, obat flu, obat anti hipertensi golongan beta bloker, dan sebagainya.

Namun, tidak jarang juga terjadi dimana kekeringan vagina juga bisa dialami oleh pengidap diabetes dan penyakit kelainan imun. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah gaya hidup dan stress, seperti contohnya wanita dengan diet karbohidrat dan olahraga berlebih, serta wanita yang aktif merokok.

GEJALA DARI KEKERINGAN VAGINA

Vagina yang normal biasanya terasa lembab dikarenakan adanya pelumas berupa cairan jernih yang diproduksi secara alami oleh serviks. Pelumas yang diproduksi secara alami tersebut dapat optimal jika kadar estrogen cukup. Pada kasus rendahnya tingkat estrogen, penurunan estrogen mengakibatkan penurunan kelembapan vagina dan meningkatnya pH, sehingga vagina menjadi mudah terluka dan menimbulkan rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.

Selain menimbulkan rasa sakit saat melakukan hubungan seksual (dyspareunia), gejala-gejala yang akan anda alami saat mengalami kekeringan vagina antara lain adalah rasa gatal pada vagina, adanya rasa panas atau terbakar, iritasi dan terkadang munculnya bau yang tidak sedap.

 

APA ITU DYSPAREUNIA?

penyebab dyspareunia

Dyspareunia rasa nyeri dan sakit pada alat kelamin (vagina) pada saat berhubungan seksual. Dyspareunia dapat disebabkan oleh berbagai hal, yang salah satunya adalah kekeringan vagina. Kekeringanan vagina dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti rasa sakit dan terbakar, bahkan juga luka atau lecet karena pergesekan yang terjadi tanpa cukupnya pelumas dan penipisan dinding vagina.

Dyspareunia dapat memiliki efek detrimental terhadap hubungan dengan pasangan, karena berkurangnya frekuensi hubungan seksual, yang dapat menyebabkan:

  • Rasa sulit untuk terangsang atau hasrat seksual yang rendah, dapat dikarenakan oleh rasa trauma dari sakit yang dialami tiap berhubungan seksual
  • Sulit untuk mencapai klimaks
  • Rasa marah terhadap pasangan

Dibandingkan dengan wanita tanpa dyspareunia, kepuasan fisik dan emosional jauh lebih menurun dibandingkan wanita dengan dyspareunia, mengakibatkan penurunan kebahagiaan akibat rasa khawatir dan depresi.

Suatu studi yang telah dilakukan pada 7000 wanita berusia 16-74 tahun, menyatakan bahwa 1 dari 10 wanita memiliki dyspareunia. 45% wanita dengan dyspareunia mengalami kekeringan vagina. 45% ibu menyusui memiliki Dyspareunia selama 5 bulan sampai 1 tahun.

Berdasarkan penyebabnya, dyspareunia digolongkan ke dalam dua kategori:

  • Sakit secara permukaan (superficial pain)
    Rasa sakit saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan dikarenakan vagina tidak memiliki cukup pelumas berupa cairan jernih.
  • Sakit secara mendalam (deep pain)
    Rasa sakit saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan dikarenakan adanya infeksi atau inflamasi di dalam vagina. Biasanya sering dialami oleh pasien yang mengalami pengobatan kanker dengan cara radiasi atau operasi, sehingga mengakibatkan bekas luka.

Kekeringan vagina jika tidak diobati akan menimbulkan ketidaknyamanan, infeksi bakteri dan juga keputihan, dengan efek secara fisik dan psikologis yang mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan.